KH. Sulaimi Rusli adalah putra dari bapak Anam dan ibu Nuriminah yang lahir pada tanggal 19 September 1948 M di Lauksawa kecamatan Sangkapura kabupaten Gresik. Beliau putra ke-13 dari 14 berdaudara (almarhum Rusly, 4 meninggal, almarhum Asnimah, almarhum Asmidah, almarhum Sawi, almarhum Ahmad, ‘Atmiyah, Kupsi, Rusdiyah, Sulaimi, dan ‘Umar). Kyai menikah dengan Ibu Nyai Mariyah binti Kyai H. Mimfari bin Mad’adhim yang lahir pada tanggal 7 Oktober 1953 M di Langkap. Kyai Sulaimi dan Ibu Nyai Mariyah menikah 2 kali, yaitu pertama nikah sirri tahun 1969 oleh Almukarram Kyai Thaha menantu KHR As’ad Syamsul ‘Arifin di Sukorejo. Kemudian ‘aqad nikah resmi pada hari Jum’at tanggal 25 Juli 1969 M (10-5-89 H). Pada Tanggal 16 Pebruari 2008 M (4 Shafar 1428 H), Ibu Nyai Mariyah tercinta wafat. KH Mimfari bin Mad’adhim wafat pada hari Kamis Tanggal 15 Maret 1999 M (27 Dzulqa’dah 1419 H) dan Ibu nyai hajjah Maryam bintiNurtajib wafat pada hari Kamis tanggal 08 Mei 2003 M (6 Rabiul Awwal 1424 H)
Beliau belajar membaca Al-Qur’an pertama kali sampai lancar, yaitu kepada Ustadz Samdah adik dari almarhumah Ibu Nuriminah Ibunda kyai Sulaimi. Kemudian kyai mondok di Gerejek selama 3 tahun (nama guru-guru beliau adalah Kyai Marwazi bin Anshari, kyai Ma’un, Kyai Nawi, dan Kyai Yuni). Kemudian akhir Tahun 1959, kyai meneruskan mondok ke Sukorejo, setelah 6 bulan di pondok, ayahanda kyai yaitu Anam bin Aham wafat di Tanjungpinang. Setelah kurang lebih 11 tahun di Sukorejo pada awal tahun 1971, Kyai berhenti mondok, dan pada tanggal 02 Oktober 1971 Ibu Nyai Mariyah melahirkan Putra pertamanya, yaitu Zahiruddin Sulaimi. Pada tahun 1974 lahir putra ke-2 (Makkiayh), tahun 1977 lahir putra ke-3 (Khadijah), tahun 1981 lahir putra ke-4 (Muhammad Makki), tahun 1988 lahir putra ke-5 (Sururul Ain, S.Pd), dan terakhir tahun 1994 lahir anak ke-6 (Nuriyatul Imaniyah).
Awal mula setelah Kyai Sulaimi berhenti dari pondok Sukorejo, ada 2 santri yang ingin belajar kepada kyai yaitu Alumni dari Sukorejo, yaitu Ahmadulla dan Saerazi dari Langkap. Awalnya Pondok Pesantren Ruhul Amin (1987) Langkap bernama Nurul Habibah yang berdiri pada tanggal 27-02-1972. Pada pertengahan tahun 1973, jumlah santri sudah berjumlah 40 orang. Umumnya santri berasal dari daerah selatan, yaitu: gunung soka, balikterus, sungaiterus, dan kepongan.
Pada Tahun 1987, nama Pondok Pesantren Nurul Habibah diganti dengan Pondok Pesantren Ruhul Amin sampai sekarang atas usulan dari Sayyidi Syekh Amiruddin KY yang merupakan guru Thariqat Kyai Sulaimi. (Mustaen)
KH. Sulaimi meninggal dan dimakamkan di Pondok Pesantren Ruhul Amin pada Selasa Kliwon tanggal 4 Februari 2020 atau 10 Jumadil Akhir 1441.
Semoga Allah mengampuni segala dosanya dan menerima semua amal ibadahnya serta kita semua mendapatkan barokahnya. Amin
0 comments: